Tong Sampah Milyaran Rupiah Rupanya Usul Dari Bu Risma
Setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka-bukaan soal pengadaan tempat sampah buatan Jerman, kini giliran Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Pemkot Surabaya pun memiliki sekitar 1.000 unit.
Risma menjabat Wali Kota Surabaya pada periode pertama pada 2010. Sementara itu, tempat sampah buatan Jerman yang jadi kontroversial itu tercatat dalam situs e-Katalog LKPP pada 2015. Mungkin karena ini Risma mengatakan pihaknya melakukan tender, bukan lewat LKPP.
Pada situs LKPP tercantum harga untuk 1 unit tempat sampah berkapasitas 660 liter merek Weber asal Jerman itu adalah US$ 253,92 atau sekitar Rp 3,5 juta. Namun harga tempat sampah yang dibeli Pemkot Surabaya adalah Rp 3.098.000.
"Kami lebih dulu pakai itu. Kalau harganya, saya lupa berapa sekarang per biji dan kami juga lakukan pengadaan lagi untuk 2018. Berapa pengadaan, tanya Pak Chalid (Kadis Pertamanan dan Ruang Terbuka Hijau)," ujar Risma.
Rupanya Risma punya alasan mengapa tetap membeli produk buatan Jerman itu walaupun pada 2010 belum ada di situs e-Katalog LKPP. Menurut Risma, tempat sampah tersebut lebih efisien.
"Daya tampungnya lebih banyak sehingga daya angkut truk lebih maksimal karena bisa dipres, sehingga truk hanya perlu bolak-balik dua kali ke TPA. Sebelumnya bisa tiga kali ke TPA," kata Risma.
Oleh karena daya tampungnya lebih besar, tak ada sampah tercecer. Selain itu, tutupnya rapat.
Risma kemudian mengusulkan agar DKI Jakarta juga memakai tempat sampah yang sama. Akhirnya Jakarta pun, kata dia, mulai memakainya sejak sekitar 2 tahun lalu.
"Aku dulu yang omong DKI harusnya pakai compactor (tong sampah buatan Jerman) karena jarak TPA-nya jauh," ujar Risma.
Risma menilai polemik yang dialami Provinsi DKI Jakarta terkait pembelian tong sampah Jerman karena pembelian dilakukan dalam jumlah banyak sekaligus.
"Aku tidak tahu masalah di Jakarta apa. Dia belinya berapa? Dia (DKI Jakarta) kalau tidak salah belinya langsung banyak. Dulu waktu Pak Jokowi (Gubernur DKI) beli truk langsung 100 karena warganya banyak. Tapi kalau compactor memang mahal itu karena dia kuat meski dari plastik," pungkas Risma.
Sebelumnya, Anies Baswedan memaparkan alasan Pemprov DKI membeli tempat sampah tersebut. Salah satunya, daerah lain sudah memakainya.
"Apakah Jakarta kota satu-satunya? Tidak. Surabaya sudah mulai menggunakan ini mulai tahun 2013, kemudian daerah lain yang menggunakan ada, Probolinggo, Bandung, Medan, Palembang, Malang, ini banyak daftarnya. Jadi itu semua adalah barang yang ada di e-Katalog yang disiapkan oleh LKPP dan tahun 2017 Pemprov DKI membeli barang-barang itu," kata Anies di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (5/6).
Tempat sampah buatan Jerman dipilih karena bentuknya pas dengan desain compactor truck pengangkut sampah milik Pemprov DKI. Adapun truk sampah milik Pemprov DKI sudah dibeli sejak 2015.
"Asal mulanya karena Pemprov DKI menganggarkan pada 2015 untuk 2016 pembelian truk sampah, istilahnya truk compactor. Kemudian pada 2016 dianggarkan untuk pembelian tempat sampahnya yang compatible dengan truk compactor itu," ujar Anies.
No comments: