Garuda Abadi yang Mengabdi.
RI yang ke-73. Tentunya itu bukanlah perjuangan yang mudah. Soekarno adalah GARUDA pertama
yang mengepakan sayapnya untuk membawa Indonesia Terbang kepuncak tertinggi yaitu Kemerdekaan.
Tidak cukup hanya dengan sekali kepakan karena Angin penjajahan sangat kencang. Dibutuhkan kepakan
berkali-kali dan dibutuhkan perjuangan yang dibalut dengan ide brilian dan gagasan yang baik.
Soekarno berhasil memberikan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Sehingga membuat Soekarno
sangat dipuja pada masanya. Namun setelah semua tenaga. pikiran, keringat, hati dan darahnya telah diberikan untuk
Indonesia, Sang Garuda pun harus dihempaskan oleh badai Politik dan menjatuhkannya di Tanah air tercinta.
Namun Sang Garuda tidak pernah menyalahkan Indonesia. Baginya ini adalah sebuah Badai yang harus
dilewati Bangsa ini untuk menjadi lebih kuat dari segi Ekonomi dan Persatuan. Sang Garuda berharap
akan ada GARUDA lain yang melanjutkan perjuangannya dan cita-citanya untuk Tanah Air Tercinta.
Dan akhirnya Sang Garuda harus menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Juni 1970 sebagai tahanan politik.
Selama berjuang Soekarno selalu membuat pernyataan-pernyataan didalam pidatonya yang bisa dibilang
semuanya menjadi kenyataan dan di alami hingga detik ini di Indonesia.
“Merdeka hanyalah sebuah jembatan. Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua,
satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama rata sama tangis !”
“Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri
dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.”
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
“Bangunlah suatu dunia di mana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan,”
Tuhan tidak pernah tidur, Tuhan telah mempersiapkan Garuda yang lain sebelum kepergian Soekarno. Tahun 1961 tepat ditanggal yang sama dengan kepergian Soekarno 21 Juni.
Ir. H. Joko Widodo atau yang akrab dikenal dengan sebutan Jokowi, Lahir di Surakarta, Jawa Tengah. Sang Garuda bukanlah dari keturunan Bangsawan atau keturunan para pejabat yang memiliki pengaruh untuk Indonesia dalam segala aspek.
Sang Garuda berasal dari keluarga sederhana dan berprofesi sebagai tukang kayu yang akhirnya bisa memiliki usaha mabel sendiri. Sang Garuda yang terlahir kembali mulai mengepakan sayapnya untuk Indonesia dengan menjadi Walikota Surakarta (Solo) pada pertengahan tahun 2005. Sang Garuda pun melebarkan sayapnya pada tahun 2012 untuk memimpin dan membenahi Ibu Kota.
Sang Garuda pun melesat dengan cepat dan terbang lebih tinggi dengan menjadi Presiden RI ke-7 pada tahun 2014. Jokowi pun menjadi Harapan Baru untuk Indonesia dan menjelma sebagai pemimpin yang sangat disukai oleh Rakyat seperti Soekarno pada Zamannya. Seolah sudah diramalkan hampir semua yang dikatakan Soekarno pada pidatonya sejak dulu, kini terjadi dan di alami di Era Jokowi.
“Merdeka hanyalah sebuah jembatan. Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua,
satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama rata sama tangis !”
Mungkin maksud dari kutipan ini adalah Sebuah Keadilan Sosial untuk seluruh rakyat Indonesia. Dan Jokowi memang menerapkannya dengan cara blusukan dan tampil sederhana apa adanya yang membuat rakyat lebih dekat. Tanpa memandang perbedaan suku, ras dan status ekonomi, Jokowi menganggap bahwa Indonesia bukanlah milik seorang, melainkan milik seluruh Rakyat Indonesia.
“Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri
dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.”
Revolusi Mental sangat penting untuk membuat Bangsa Indonesia menjadi lebih percaya diri dan tetap Berkarya.
Ini yang dilakukan Jokowi untuk mengajak seluruh Rakyat Indonesia ambil andil dalam membangun Indonesia,
Sehingga Indonesia dapat lebih maju dan diakui di mata Dunia.
Baca Juga : Jokowi Siap Dipulangkan ke Solo ?
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Semakin tinggi Sang Garuda terbang, Semakin kencang juga Angin yang ingin menjatuhkan Sang Garuda. Badai Politik selalu menjadi Tantangan terbesar untuk Sang Garuda. Banyak Pro-Kontra yang terjadi di Era Kepemimpinan Jokowi. Seolah ingin mengadu domba bangsa ini, para dalang politik yang haus kekuasaan mulai memainkan wayangnya dengan nuansa perbedaan suku, ras dan agama untuk menggulingkan pemerintahan Jokowi.
“Bangunlah suatu dunia di mana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.”
Ditengah badai politik yang bertubi-tubi menyerangnya, Sang Garuda tetap tenang dan melanjutkan semua tugas yang dipercayakan kepadanya untuk Indonesia. Dengan berbekal Ide dan Gagasan yang brilian seperti Soekarno, Jokowi Ingin membangun Indonesia yang memiliki rasa persatuan dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang hidup damai dalam persaudaraan. Dengan cara menyamaratakan seluruh pembangunan dan tingkat ekonomi yang ada diseluruh Indonesia, Jokowi yakin ini akan menjadi penghubung sekaligus pemersatu Rakyat Indonesia agar semakin erat dalam menjaga dan memajukan bangsa ini bersama.
Sama halnya seperti Soekarno, Jokowi tidak pernah menyalahkan Rakyat Indonesia jika dirinya harus dilengerkan dari kursi Presiden Indonesia. Baginya itu merupakan pilihan Rakyat yang pastinya ingin Perubahan dan menjadikan Indonesia lebih baik. Seolah para pendahulu telah menitipkan Indonesia di sayapnya, Sang Garuda akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia walaupun nantinya harus digantikan. Untuk memberikan kontribusi dan mengabdi pada Indonesia tidak harus dari kursi Presiden. Tetapi dari niat untuk melanjutkan cita-cita para pahlawan dan pendahulu yang telah berjuang mengorbankan seluruh tenaga, pikiran, keringat, hati dan darahnya untuk memberikan Kemerdekaan pada Indonesia.
"Garuda yang terlahir kembali kelak akan menjadi Garuda Abadi yang Mengabdi untuk Pertiwi."
Tulisan ini dituliskan oleh seorang penulis yang tidak ingin disebutkan namanya yang memiliki inisial "MTH" dalam rangka memperingati hari lahirnya Harapan Baru untuk Indonesia yaitu hari ulang tahun Bapak Presiden Jokowidodo yang ke-57 yang jatuh pada hari ini tanggal 21 Juni 2018 . Kiranya tulisan ini dapat dibaca langsung oleh Bapak Jokowi.
Penulis berharap tulisan ini dapat membuka pemikiran rakyat Indonesia untuk tetap bersatu dan menjadikan perbedaan bukan sebagai kelemahan suatu bangsa, melainkan keanekaragaman kekuatan yang dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik. tutup "MTH".
No comments: